Ketum Iperindo Anita Puji Utami lantik ketua DPC Iperindo Kepri Ali Ulai (foto : liston )
INEWSKEPRI.COM | BATAM - Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Perusahaan Industri Galangan Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) pusat, Anita Puji Utami mengatakan, permintaan produksi dan juga repair kapal di Kepri saat ini naik 400 persen di tahun 2022 dibanding tahun dua tahun sebelumnnya.
"Selama dua tahun Indonesia dilanda Covid-19, semua usaha tanpa terkecuali galangan kapal mengalami kemerosotan bahkan tidak ada order sama sekali," kata Anita Puji Utami. Kamis (09/03) usai melantik ketua DPC Iperindo Kepri, diBatam.
Anita menyebutkan, di tahun 2022 permintaan produksi kapal meningkat, baik pembuatan kapal baru maupun repair, bahkan proyek digalangan kapal dua tahun kedepan sudah penuh.
"Tahun 2022 dan 2023 yang sedang berjalan saat ini, proyek di galangan kapal yang ada di Batam sudah penuh. Mungkin imbas dari Covid-19," kata Anita.
"Selama dua tahun Indonesia dilanda Covid-19, semua usaha tanpa terkecuali galangan kapal mengalami kemerosotan bahkan tidak ada order sama sekali," kata Anita Puji Utami. Kamis (09/03) usai melantik ketua DPC Iperindo Kepri, diBatam.
Anita menyebutkan, di tahun 2022 permintaan produksi kapal meningkat, baik pembuatan kapal baru maupun repair, bahkan proyek digalangan kapal dua tahun kedepan sudah penuh.
"Tahun 2022 dan 2023 yang sedang berjalan saat ini, proyek di galangan kapal yang ada di Batam sudah penuh. Mungkin imbas dari Covid-19," kata Anita.
Secara umum kata Anita untuk kapal barang, wajib melakukan repair paling lambat sekali tiga tahun, sementara kapal penumpang wajib melakukan repair kapal setiap tahun.
Hal serupa disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Ikatan Perusahaan Industri Galangan Kapal dan Lepas Pantai Indonesia ( Iperindo Kepri) Ali Ulai.
"Bahkan di tempat saya (Citra shiphiyard group,red) ada tiga kapal baru yang sudah tanda tangan kontrak, tetapi sampai saat ini belum bisa dibentang," katanya.
Hal serupa disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Ikatan Perusahaan Industri Galangan Kapal dan Lepas Pantai Indonesia ( Iperindo Kepri) Ali Ulai.
"Bahkan di tempat saya (Citra shiphiyard group,red) ada tiga kapal baru yang sudah tanda tangan kontrak, tetapi sampai saat ini belum bisa dibentang," katanya.
Salah satu kendala yang dialami industri galangal kapal adalah kekurangan tenaga las bersertifikat.
"Sekarang ini kita pengusaha bingung, proyek banyak, tenaga las tidak ada," kata Ali Ulai.
Dia menjelaskan, kebutuhan tenaga las untuk anggota Iperindo Kepri yang berjumlah 28 pengusaha galangan kapal kurang lebih 5.000 orang.
"Ini yang kita minta bantu ke Pimpinan pusat Iperindo," kata Ali Ulai.
Dia juga menjelaskan, untuk memenuhi kebutuhan tenaga las tersebut, pihaknya berusaha merekrut tenaga kerja dari luar Batam, yakni dari Jawa.
Dia juga khawatir, galangan kapal di Batam tidak bisa menyelesaikan proyek tepat waktu karena tidak adanya tenaga las.
"Harapan kita pemerintah bisa bantu untuk pemenuhan tenaga kerja khusus tukang las tersertifikasi," kata Ali Ulai. (red)
"Sekarang ini kita pengusaha bingung, proyek banyak, tenaga las tidak ada," kata Ali Ulai.
Dia menjelaskan, kebutuhan tenaga las untuk anggota Iperindo Kepri yang berjumlah 28 pengusaha galangan kapal kurang lebih 5.000 orang.
"Ini yang kita minta bantu ke Pimpinan pusat Iperindo," kata Ali Ulai.
Dia juga menjelaskan, untuk memenuhi kebutuhan tenaga las tersebut, pihaknya berusaha merekrut tenaga kerja dari luar Batam, yakni dari Jawa.
Dia juga khawatir, galangan kapal di Batam tidak bisa menyelesaikan proyek tepat waktu karena tidak adanya tenaga las.
"Harapan kita pemerintah bisa bantu untuk pemenuhan tenaga kerja khusus tukang las tersertifikasi," kata Ali Ulai. (red)